Minggu, 16 Mei 2010

“Membaca Dinasti Politik di Masa Depan.”

Kita membayangkan pemuda di masa depan itu masih ada keturunan Sukarno, Soeharto, Gus Dur. Ini tidak menjadi masalah bila mereka semuanya tidak berkarakter oligarki dan berkarakter dinasti-dinasti yang negatif bagi Negara.
Perlu diketahui disini bahwa saya bukan seorang pakar dalam bidang politik, saya bukan ahli politik oligarki, tapi teman saya yakni Dodi Ambardi, dia lulusan dari Amerika Sarikat, saya kira dia yang ahli dalam perpolitikan oligarki sampai kepada akar-akarnya.
Saya berbicara bukan seorang ahli politik tapi seorang awan yang sedikit mengerti tentang seluk-beluk tetang politik. Yang sering dikenal oligarki, yaitu kekuasaan yang dikenal menguasai kekuasaan tertentu yang cenderung melakukan perbuatan negatif dan merusak pemerintah. Biasanya konotasinya sangat negatif sebab hal ini dianggap sebagai orang yang akan merusak negara. Kemampuan meritokrasi, yakni kekuasaan berdasarkan kemampuan atau capaian tertentu menjadi satu hal yang penting dalam pemerintahan. Kemampuan yang cukup sangat penting, tidak semua orang yang di oligarki memiliki kemampuan dan mereka mendapatkan kekuasaan itu dengan cara yang tidak sehat, misalnya membeli kekuasaan dengan uang atau dengan cara yang lain, inilah termasuk bagian dari politik oligarki.
Dalam politik demokrasi modern tidak selamanya egaliterialisme, tapi tetap ada kesalahan peran-peran yang ada di dalam kekuasaan. Di Amerika misalnya yang memiliki dinasti politik seperti Kennedy seperti dinasti politik. Sekarang juga telah terlihat ada dinasti politik dan hampir setiap Negara memiliki ini. Dinasti politik itu tidak menjadi soal bila seorang pemimpin mampu melayani kebutuhan atas rakyatnya.
Oligarki atau dinasti kekuasaan Itu tidak selamanya dianggap buruk, mungkin sebabnya ialah kekuasaan yang dicapai bukan semata-mata dengan uang atau dengan tipu daya lainnya. Tetapi mereka mendapatkan kekuasaan dengan cara yang saat objektif dan perjuangan yang ilmiah. Masih banyak kita temukan orang-orang yang mendapatkan politik atau jabatan tertentu di pemerintahan dengan cara objektif.
Satu ada UU dari usulan Tep Kennedy yang diperjuangkan bagi kepentingan rakyat, dia yang pertama memperjuangkan cuti haid bagi kaum perempuan. Contoh lain misalnya, Ralaf Nader asli dari Libanon sebagai kandidat yang indefenden, ia sangat fenomenal bagi banyak orang pada masanya, ia salah satu yang memperjuangkan semua industry diharuskan agar menjaga keselamatan penumpang. Ia menyarankna kepada industri-industri agar Mem agar masang alat keselamatan bagi penumpang di mobil yang akan dijual oleh industri. Apa yang telah diperjuangkan oleh Nader memang terlihat kecil, tapi membawa dan menjamin nyawa banyak penumpang.
Hal yang kecil tapi menyelamatkan banyak orang itulah yang dilakukan oleh Nader pada masanya. Tet Kennedy dia memperjuangkan asuransi kesehatan universal. Salah satu legal politik yang dijalankan oleh Obama, itu adalah keinginan para pendahulunya yang tetap diperjuangkan oleh Obama. Tet Kennedy mewarisi politik yang digunakannya untuk kepemilikan orang banyak dan memang terbukti bahwa dengan diperjuangkannya asuransi, maka semua penduduk terlindungi dan dijamin oleh perusahaan.
Beberapa fenomena oligarki politik hanya semata-mata membeli politik dengan uang. Oligarki di Philipina yang mengerikan, ia bisa membeli apa saja, bisa membeli Gubernur atau apa yang dia inginkan untuk mengusai politik. Di Indonesia tidak terlalu kentara politik oligargi, mungkin bisa disebut bahwa politik yang dimainkan oleh Soeharto itu bagian dari oligarki. Di Afganistan ada Oligarki mengerikan dan sangat seorang feodalisme. Dia membeli kekuasan dari uang yang dimilikinya.
Ada bangsawan yang memiliki tak terbatas atas segala sesuatu di negara. Di Indonesia ada Oligarki yang bisa menghambat demokrasi yang baik. Oligarki yang paling parah adalah Soeharto dan sangat merugikan beberapa tahun lamanya. Orang kaya yang masuk ke arena politik dan diranah Pilkada daerah sepertinya sering terjadi peraktek-peraktek yang sehat tawar menawar kekuasaan dan ini bagian dari Oligarki negatif yang mengerikan dan merusak bagi sistem demokrasi yang telah diperjuangkan di negeri kita.
Gus Dur dan Mega itu dinasti yang tidak terlihat berbahaya. Politik Gus Dur diteruskan oleh Neni Wahid, Mega dari warisan Soekarno. Dan orang yang dekat dengan dinasti itu pasti diuntungkan, ini satu hal fenomena yang menjadi kajian dan tentu para pemuda punya Andil dalam hal menganalisnya, apakah orang yang dekat dengan kekuasaan itu masih tergolong kaum muda atau bukan. Dan bila ternyata orang-orang yang dekat dengan kekuasaan itu terbukti kaum pemuda, apalagi pemerintahannya tidak memihak kepada rakyat, maka pemuda telah ikut mencelakai negaranya dan rakyatnya. Mereka kaum pemuda itu ikut sebagai pewaris kekuasaan yang tidak sehat dan tentu saja bisa dikatakan bagian dari oligarki atau dinasti politik yang tidak sehat.
Selain dinasti, oligarki, ada lagi mafia, mafia ini politik, mafia HMI, mafia KAHMI, mafia KAMMI dan banyak lagi mafia-mafia yang berwajah tidak egalitarialisme. Tapi tidak seluruhnya mafia politik itu jelek dan buruk, mafia itu mungkin bagian dari perilaku alamiah di semua Negara. Politik oligarki atau dinasti politik itu ingin tetap dan selalu mengembangkan sebuah ideologi yang menguntungkan kliennya, karena dengan cara itu kekuasaan mereka tetap bisa bertahan. Akan tetapi hal itu akan mendapatkan banyak perlawanan dari luar terutama bagi Negara yang mengharapkan sistem demokrasi dijadikan sebagai bentuk pemerintahan dan diberlakukan.
Hal yang paling penting lagi adalah adanya alternatif meritokrasi yakni mereka yang mampu dan punya kemampuan lebih untuk mengendalikan politik, sebab mereka telah mempersiapkan tenaga ahli yang cukup bagi Negara dan politik. Meritokrasi adalah satu bentuk atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan dengan cara mengedepankan kemampuan-kepampuan yang objektif. Kemampuan ini tentu membutuhkan perjuangan dan menghargai kejujuran. Meritokrasi adalah ancaman bagi oligarki politik atau dinasti politik terutama politik yang tidak sehat, yang cenderung membeli dan memainkan terik-terik tidak sehat untuk mendapatkan kekuasaan.
Secara keseluruhan pasca setelah perkembangannya reformasi di Negara kita, tidak bisa lagi membeli atau mendapatkan kekuasan dengan cara yang tidak sehat dan objektif sebagaimana yang sering terjadi pada Negara-negara yang menganut aliran atau politik oligarki dan dinasti politik. Setelah reformasi tidak ada lagi politik yang oligarki dan meritrokasi yang sangat menghargai capaian-capain keahlian lebih mendominasi setelah reformasi terjadi.
……
Tanya jawab.
Ada kesenjangan yang jauh, antara kaya dan si miskin. Sistem itu perlu di awaskan dan diperhatikan!
Oligarki, apakah sudah ada lembaga anti teras agar Oligarki dan dinasti ini tidak membahayakan bagi kita dan negara?
Apa ukuran mega itu menguasai atau oligarki? Tidak ada bukti yang kuat dan ilmiah. Sebab politik berbeda dengan ekonomi dan bidang lainnya.
Hak pilih dan dipilih tidak bisa dibatasi, sebab hal ini bagian dari pendewasaan demokrasi.
Dominasi itu harus dibatasi, maksudnya demokrasi yang tidak menguntungkan orang banyak.
Orang mayoritas harus melindungi minoritas. Diberikan kuota kepada yg minoritas. Kulit hitam misalnya bila ia ingin naik jadi penguasa maka ia mendapatkan kesempatan yang lebih dari kulit putih.
Oligarki itu bersifat individual.
Kebijakan untuk menguntungkan warga Negara bumi putra.
Uang tidak semata-mata tapi uang juga sangat penting. Oligarki politik sumbernya memang uang yang pertama, sedangkan dinasti politik adalah keluarga. Tapi intinya ada kecenderungan yang tidak sehat sebab keduanya menunjukkan seorang individu yang mendominasi.
Pasca reformasi banyak yang berbeda. Sekarang ada persebaran politik yang beragam dari banyak element yang telah memiliki kemampuan keahlian.
NU itu menari, dalam Muktamar; adek Gus Dur, tidak mencukupi syarat untuk menjadi pengurus. Muhammadiyah tidak ada Oligarki politik, dan relative tidak ada kekeluargaan yang kuat. Di Islam itu agama yang mayoritas bukan minoritas. Saya (Ulil) selalu optimis bahwa ada satu perubahan yang positif untuk negeri kita ini, dimana kondisi sekarang banyak yang psimistik.
Iran itu di desain oleh Wiyalatul Faqih, seolah para wali itu mengetahui suara Tuhan dan suara rakyat, jadi di situ ada sekelompok orang yang dipercaya betul oleh rakyat.
Masalah kita di Indonesi sistem rekrutmen kader yang jelek tidak memberikan kader yang terbaik, tapi masih ada unsur KKN dan ini masalah dalam partai sampai sekarang. Saya sepakat partai itu mesti murah dan simple. Apakah makin banyak partai makin sempurnanya demokrasi, atau sebaliknya atau ada pemahaman yang lain? Biaya politik dalam demokrasi itu mahal,factor uang menjadi penting dalam demokrasi yang akan mengarah kepada Oligarki atau dinasti.

Disampaikan oleh Ulil Absar Abdalla pada seminar PIM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan pernah menyinggung SARA!!