Jumat, 26 Februari 2010

Metodologi Penelitian

Sumber-sumber Pengetahuan
1.Pengalaman
Sumber pengalaman biasanya diambil dari pengetahuan yang telah dilakukan dan diketahui. Seperti contoh si A mengetahui bahwa jarak tempuh melalui jalur Z lebih jauh dan lebih lama 20 menit menuju UNJ daripada menggunakan jalur Y, karena dia telah mengalaminya / melewatinya berkali-kali, kemudian menyimpulkannya.
Kebenaran akan sumber dari pengalaman mempunyai keterbatasan karena pengalaman itu tergantung pada subjek nya / orang yang melakukannya. Bisa saja si A dan si B berbeda. Maka dari itu kebenaran dari sumber pengalaman adalah relatif / subjektif.

2.Otoritas
Otoritas atau wewenang sering dijadikan pegangan orang dalam hal-hal yang sulit atau yang tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi. Artinya orang mencari jawaban atas pertanyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Seperti contoh fulsuf, pemuka agama, ilmuwan, dll.

3.Cara Berfikir Deduktif
Yaitu cara mencari pengetahuan dengan cara mencari teori-teorinya terlebih dahulu, kemudian mendapatkan fakta-fakta.
Teori Fakta / kesimpulan
Cara berfikir deduktif ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan Pengikutnya, yang dapat di rumuskan sebagai suatu proses berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme.

Yang terdiri atas:
a.Dasar pemikiran utama ( premis mayor )
b.Dasar pemikiran kedua ( premis minor )
c.Kesimpulan

4.Cara Berfikir Induktif
Adalah cara mencari pengetahuan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung.
Fakta- Fakta Teori / Kesimpulan
Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi obyek itu kecil. Kebenaran dari cara berfikir induktif ini terbatas pada pengamatan yang tak mungkin dilakukan secara menyeluruh atau dalam skala besar karena terbatasnya subyek.

5.Pendekatan Ilmiah
Adalah suatu proses penyelidikan yang sistemik yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung. Bisa juga disebut gabungan antara pendekatan deduktif dan induktif.
Biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif, peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Mereka menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis itu dapat diterima atau ditolak.

Induktif = Hipotesis
Deduktif = Implikasi logis Hipotesis


Langkah-langkah pendekatan Ilmiah
1. Perumusan masalah
Bermula dari suatu masalah atau persoalan yang memerlukan pemecahan. Agar dapat diselidiki secara ilmiah, suatu persoalan harus mempunyai ciri penting. Persoalan tersebut harus dapat dirumuskan sedemikian rupa, sehingga dapat di jawab dengan pengamatan dan percobaan didunia ini.

2. Pengajuan hipotesis
langkah berikutnya adalah pengajuan hipotesis / dugaan sementara dari permasalahan yang diambil untuk diteliti.

3. Cara berfikir deduktif
setelah itu kita mencari sumber-sumber penguatan hipotesis.

4. Pengumpulan data dan analisis
setelah implikasi yang diperoleh melalui deduksi, diuji dengan jalan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diselidiki melalui pengamatan, test, dan eksperimentasi.

5. Penerimaan dan penolakan hipotesis
setelah data dikumpulkan, maka hasilnya dianalisis untuk menetapkan apakah penyelidikan memberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis atau tidak.

Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan = Sesuatu yang diketahui

Ilmu = Pengetahuan yang dapat dipercaya, konseptual, berkembang, berdasarkan eksperiment.

Asumsi Para Ilmuan
Kejadian yang diteliti bersifat taat hukum atau tertib. Ada hukum kausalitas.
Kebenaran pada hakikatnya diperoleh secara tuntas hanya dari pengamatan langsung.

Sikap Para Ilmuan
• Skeptik / ragu terhadap apa yang diperoleh / diterima
Pada dasarnya, para ilmuan adalah orang yang sangsi, yang slalu meragukan setiap data ilmu. Hasil-hasil penyelidikan dianggap bersifat sementara dan tidak di terima kecuali kalau hasil-hasil itu dapat dibuktikan kebenarannya.

• Objektif
Ilmuwan selalu bersikap obyektif dan tidak memihak. Dalam melakukan pengamatan dan menafsirkan data, ilmuwan bukan hanya sekedar mencoba membuktikan sesuatu.

• Berorientasi pada fakta, bukan pada nilai / value
Ilmuwan selalu mengedepankan fakta-fakta dan data-data yang telah diperoleh, dan tidak menentukan kebenaran melalui nilai-nilai yang berlaku.

• Sistematik
Ilmuwan tidak puas dengan fakta yang terpisah-pisah, melainkan terus berusaha menyatukan dan menyusun hasil-hasil penyelidikannya secara sistematis. Selalu menempatkan hal-hal yang telah diketahui itu kedalam suatu sistem yang tertib.

Teori
adalah suatu himpunan pengertian (construct / consept) yang saling berkaitan, batasan, serta saling proposisi yang menyajikan pandangan yang sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada diantara dua variabel-variabel.


Macam-macam teori
Teori Induktif = berdasarkan fakta kemudian ke teori.
Teori Deduktif-Hipotesis = berdasarkan teori yang ditarik menjadi hipotesa.

Kegunaan Teori
1. Meringkas dan menyusun pengetahuan.
2. Menjelaskan dan memberi hasil penelitian.
3. Memberi keterangan sementara tentang peristiwa yang diamati
4. Meramal gejala-gejala yang akan terjadi.
5. Merangsang perkembangan pengetahuan baru.

Ciri-ciri Teori
1. Harus dapat menerangkan fakta hasil pengamatan yang ada hubungannya. dengan suatu masalah.
2. Teori harus menerangkan fakta / sesuai dengan fakta.
3. Teori harus memberikan cara pembuktian kebenarannya.
4. Teori harus merangsang penemuan baru.

Hakikat Penelitian
Penelitian = penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Penelitian jangan Altruisme, artinya jangan mengambil tema atau objek yang tidak perlu diteliti.
Tujuan = untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti, melalui penerapan prosedur ilmiah.

Tahap-tahap penelitian
1. Memilih masalah
2. Obseravasi lapangan : meneliti
3. Membaca Literarur
4. Tahap Analisis
5. Memilih strategi penelitian dan mengembangkan instrumen penelitian
6. Mengumpulkan dan menafsirkan data
7. Melaporkan hasil penelitian

Metodologi Penelitian

Variabel
Variabel adalah suatu atribut yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian atau bangunan-pengertian. Variabel mempunyai nilai yang berbeda-beda. Contohnya variabel tinggi badan yang selalu berubah-rubah tiap waktu. Antara orang satu dengan orang yang lain, antara rata-rata suatu kelompok, dan seterusnya.
Kelas sosial, jenis kelamin, banyaknya kosakata, indeks kecerdasan, dan skor tes menulis adalah contoh variabel lain.

Bilamana subyek diklasifikasikan dengan jalan memisah-misahkan mereka menjadi kelompok-kelompok, maka atribut yang menjadi dasar klasifikasi tersebut dinamakan variabel kategorik. Bahasa dirumah, daerah tempat tinggal, pekerjaan pokok ayah, dan sekolah tempat belajar adalah contoh variabel kategorik. Variabel kategorik yang paling sederhana hanya mempunyai dua kelas dan disebut variabel dikotomi. Pria-wanita, lulus-tak lulus, adalah contoh dari variabel dikotomi. Dan yang lain yang mempunyai lebih dari dua kelas contohnya antara lain tingkat pendidikan, golongan agama, tempat lahir, dll.
Atribut-atribut yang lain disebut variabel kontinyu. Variabel kontinyu dapat memuat nilai-nilai dalam suatu rentangan yang tak terbatas. Pada waktu seseorang anak tumbuh dari 40 cm ke 41 cm, ia melalui ukuran-ukuran tinggi badan yang tak terhingga jumlahnya. Tinggi badan, berat badan, usia, dan jarak adalah contoh-contoh variabel kontinyu yang lain.

• Macam macam variabel
Variabel bebas (independent variable)
Variabel terikat (dependent variable)
Ada beberapa variabel yang mendahului atau menjadi sebab bagi variabel lainnya. Hal ini bisa kita ketahui secara empiris, atau kita membuat hipotesis berdasarkan teori bahwa satu variabel mendahului atau menjadi sebab bagi variabel lainnya. Misalnya untuk dapat membaca, seseorang dianggap perlu mempunyai kecerdasan. Artinya variabel kecerdasan mendahului atau menjadi sebab bagi variabel membaca. Kemampuan membaca sebagian adalah akibat dari variabel kecerdasan, kemampuan membaca tergantung (dependent) pada tingkat kecerdasan seseorang. Dalam penelitian, variabel yang merupakan akibat, atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya disebut variabel terikat. Variabel yang mendahului atau mempengaruhi variabel terikat disebut variabel bebas. Sebagai contoh tinggi badan seorang anak (variabel terikat) sebagian akan tergantung pada usianya (variabel bebas). Istilah istilah ini dipakai untuk menunjukkan arah ramalan dari posisi seseorang dalam variabel bebas keposisinya dalam variabel terikat.
Ada kemungkinan suatu variabel menjadi variabel bebas disatu penelitian dan menjadi variabel terikat pada penelitian lain. Suatu variabel dianggap bebas atau terikat tergantung kepada tujuan penelitiannya. Apabila yang diselidiki adalah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar, maka motivasi itulah yang dianggap sebagai variabel bebas. Akan tetapi kalau peneliti ingin menetapkan pengaruh prosedur pengujian, pengaturan kelompok didalam kelas, atau prosedur pemberian angka terhadap motivasi siswa, maka motivasi berubah menjadi variabel terikat. Kecerdasan biasanya diperlakukan sebagai variabel bebas, karena kita tertarik pada pengaruhnya terhadap hasil belajar, yang merupakan variabel terikat. Akan tetapi didalam studi yang menyelidiki pengaruh pengalaman di taman kanak-kanak terhadap perkembangan kecerdasan anak, maka kecerdasan berganti menjadi variabel terikat.

Tahap-tahap penelitian

1. Memilih masalah
Masalah timbul dari suatu pertanyaan serius mengenai keheranan atau keingintahuan tentang persoalan yang cukup penting untuk dijadikan suatu masalah penelitian. Selain itu masalah juga harus merupakan persoalan yang dapat dijawab melalui penelitian ilmiah. Kemudian masalah juga harus merupakan yang belum ada jawabannya, tetapi sarana untuk mencari jawaban itu seperti pengumpulan data dan analisis data dapat diperoleh.
Kemudian masalah juga tidak boleh berbentuk pertanyaan, karena penelitian tidak akan memberikan jawaban langsung terhadap perntanyaan tersebut.

2. Tahap analisis
Sesudah masalah yang akan diteliti diidentifikasi, tahap berikutnya adalah tahap analisis. Tahap ini menuntut pengkajian yang mendalam terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang mungkin telah dilakukan terhadap masalah tersebut.
Pembahasan hasil penelitian yang berkaitan ini amat diperlukan guna memperoleh pengertian yang dalam mengenai masalah penelitian serta agar dapat memberikan latar belakang bagi perumusan hipotesis yang merupakan aspek penting dari tahap analisis ini.

3. Memilih strategi penelitian dan mengembangkan instrument penelitian
Masalah penelitian akan menentukan metode penelitian yang harus dipakai. Ada masalah yang memerlukan eksperimentasi, adapula yang mungkin dapat diatasi dengan memakai strategi penelitian deskriptif, selanjutnya pemilihan metode penelitian akan mempengaruhi penyusunan rancangan penyelidikan dan prosedur-prosedur pengukuran variabel. Alat-alat pengukuran variabel ini mungkin sudah tersedia dan merupakan alat pengukur baku atau bisa juga masih harus dikembangkan oleh peneliti sendiri.


4. Mengumpulkan dan menafsirkan data
Konsekuensi konsekuensi hipotesis penelitian yang dicapai melalui deduksi harus diuji terlebih dahulu. Oleh karena itu tahap ini memerlukan pengumpulan data yang meliputi pekerjaan rutin seperti mengurus instrumen penelitian, menyimpan catatan-catatan, menyusun jadwal dan sebagainya. Berbeda dengan anggapan umum, tahap ini biasanya memerlukan waktu yang jauh lebih sedikit daripada tahap-tahap perencanaan penelitian sebelumnya.

5. Melaporkan hasil penelitian
Para peneliti harus berusaha agar prosedur, hasil-hasil dan kesimpulan-kesimpulan penelitian mereka tersaji dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain, yang mungkin berminat terhadap masalah yang diteliti. Untuk itu diperlukan suatu penyajian yang jelas dan ringkas tentang langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian itu.

Tujuan Ilmu Pengetahuan / penelitian
1. Deskriptif
Dengan penelitian, kita dapat menggambarkan sesuatu yang terjadi secara mendasar dengan data dan fakta yang ada, sehingga argumen kita kuat.

2. Eksplanatori
Dengan penelitian juga kita bisa mengeksplorasi atau menjelajahi pengetahuan.

3.Prediktif
Dengan meneliti, kita akan mendapatkan data dan fakta yang lengkap, sehingga kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada suatu objek yang akan kita teliti.





4.Rasa memahami
Dimana rasa memahami ini merupakan sikap dalam menyikapi segala persoalan. Ketika kita mengetahui bahwa itu adalah sesuatu yang jelek atau rusak, tetapi karena kita mengerti akan mengapa itu jelek / rusak, kita akan bersikap memahami atau memaklumi terhadap objek tersebut.

Tiga kebenaran Ilmiah
1. Kebenaran koherensi (deduktif) / berdasarkan teori = rasional
Kebenaran ini menekankan kepada akal seseorang, kebenara yang berasal dari akal, yang mengedepankan akal manusia sebagai suatu kebenaran. Dalam penelitian, kebenaran akal atau koherensi ini harus ada, dan indikator bahwa kebenaran koherensi ini ada adalah ketika semua orang memahami bahwa penelitian tersebut bisa dimengerti secara akal.

2. Kebenaran korespondensi (induktif) berdasarkan fakta = empiris
Kebenaran ini berlandaskan fakta-fakta yang didapat, setelah kuat dalam logika / koherensi, diharuskan juga kuat dalam fakta-fakta yang bisa meyakinkan penelitian tersebut.

3. Kebenaran pragmatis (kebenaran berdasarkan nilai praktis / kegunaan)
Kebenaran ini berlandaskan kegunaan atau keuntungan dari apa yang kita teliti. Apapun yang kita teliti dan itu dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan dan tidak merugikan, serta kebenarannya teruji secara menguntungkan, maka hal tersebut dianggap benar.






Sumber masalah penelitian
1. Pengalaman
Kehidupan seseorang memang berbeda-beda. Dari tiga kebenaran diatas tentu sangat subjektif sekali dalam mendapatkan kebenaran, begitupun pengalaman seseorang baik itu dalam mengeksplorasi suatu permasalahan ataupun membuat suatu penelitian.

2. Deduksi dari teori
.dalam suatu penelitian, sangat susah sekali mencari teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang kita angkat.

3. Literatur yang relevan
Terkadang banyak dari kita yang ingin meneliti sesuatu, tetapi ketika kita mencari sumber-sumber yang memang relevan dengan judul yang di angkat, ternyata itu semua tidak ada ataupun kurang memadai