Minggu, 31 Januari 2010

PENGHIANATAN TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN YANG TELAH TERTULISKAN DALAM UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TAHUN 2003

Di era modernisasi ini, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan sangat cepat, tentu memberikan manfaat akan kelangsungan hajat hidup manusia dimuka bumi ini. Saat ini segala sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia takkan terlepaskan oleh kecanggihan teknologi, yang memberikan kemudahan dan efektifitas terhadap segala sesuatunya. Ini menjadikan manusia merasa terbantu dan karena segala keuntungannya, manusia saat ini malah mempunyai rasa ketergantungan yang besar terhadap teknologi.
Karena manusia pada umumnya saat ini sangat tergantung dengan adanya teknologi yang memberikan beberapa manfaat untuk kelangsungan hidupnya. Sekarang masyarakat beranggapan bahwa teknologi adalah no 1 bagi kelangsungan hidupnya. Sehingga manusia saat ini beranggapan bahwa hanya orang yang menguasai atau ahli dalam teknologi (juga sains) lah yang disebut seorang yang pintar (khususnya di Indonesia).
Cara berpandangan seperti itu pula yang saya rasakan sekarang didalam masyarakat bahkan didalam kehidupan dunia pendidikan kita. Seperti contoh didalam dunia SMA, hanya murid-murid yang masuk jurusan IPA / Sains lah yang dianggap pintar / hebat oleh sebagian banyak siswa atau masyarakat dari berbagai kalangan. Sains dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang paling penting. Begitupun di dalam dunia SMK yang menganggap bahwa pelajaran dan pelatihan didalam jurusannya adalah yang paling penting. Instansi pemerintahan pun bersikap demikian, seperti contoh dengan adanya UN (Ujian Nasional) yang menitikberatkan pada hasil secara kognitif, maka jauhlah tujuan pendidikan yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang yang telah mereka Buat, karena di dalam Undang-Undang Pendidikan tahun 2003 tujuan dari pada pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3).
Dilihat dari tulisan diatas, menurut saya ada beberapa titik permasalahan yang sampai saat ini masih belum disadari oleh sebagian banyak masyarakat khususnya di Indonesia. Yaitu adanya suatu paradigma yang menganggap pendidikan Sains atau Teknologi lebih penting daripada pendidikan nilai dan moral. Memang ada mata pelajaran nilai dan moral yang wajib diajarkan dalam seluruh tingkatan satuan pendidikan, seperti mata pelajaran PKn dan pendidikan Agama. Tetapi walaupun keberadaan nya diwajibkan ada didalam tiap-tiap tingkatan satuan pendidikan, tetap saja keberadaannya sangat memperihatinkan, mungkin secara kasarnya mata pelajaran itu kurang di anggap, atau mendapat perhatian khusus. Mungkin karena mata pelajaran tersebut tidak masuk kedalam daftar mata pelajaran yang akan di UN kan, atau memang pemerintah sudah tidak melihat peduli terhadap nilai dan moral para peserta didik lagi. Seperti contohnya dari pembukaan seleksi CPNS Guru untuk tenaga pengajar mata pelajaran PKn dan Agama adalah jauh lebih sedikit daripada lowongan untuk mata pelajaran Sains, Teknologi, atau bahasa.
Ditengah era Globalisasi ini, tentu sangat berbahaya sekali apabila manusianya tidak mempunyai moral dan semangat nasionalisme yang baik. Untuk itulah pemerintah seharusnya memberikan tempat yang benar-benar layak pula untuk para pendidik moral dan karakter bangsa ini. Seperti meningkatkan mutu dan kualitas para Guru Agama dan PKn, dan membuka jalan kesejahteraan bagi Guru PKn dan Agama tersebut, yaitu dengan membuka lowongan CPNS yang banyak, minimal seimbang dengan mata pelajaran yang lain.


Nama : Sangga Hutama Ibnu Ridwan
Jurusan : Ilmu Sosial Politik
No Registrasi : 4115086900

Mari majukan dan benahi pendidikan di Indonesia ini.

Laporan Observasi Tingkatan Ladder Participation Sherry Arnstein Kepada Masyarakat RT. 01, RW.02 Desa Mekarsari, Kecamatan Jatisari Kab. Karawang

Teori Ladder Participation dari Sherry Arnstein adalah suatu tangga atau tingkatan partisipasi masyarakat, didalam kehidupan bernegara. Tangga partisipasi/Ladder Participation ini terdiri dari delapan tangga, yaitu mulai dari tahap Manipulation, Therapy, Informing, Consultation, Placation, Partnership, Delegated Power hingga Citizen Control, yang berarti peran pemerintah sudah 0 persen. Dan peran pemerintah yang semulanya sebagai Goverment atau pengatur, menjadi Governance, yang artinya pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator.
Metode Observasi saya, yaitu dengan secara langsung mendatangi kepala RT dan menanyakan keadaan seputar masyarakat disana. Dan melihat secara langsung keadaan penduduk disana.
Di Desa Mekarsari, terdiri dari kurang lebih 5671 orang (yang terdaftar), terdiri dari 3 RW dan 8 RT.
Di RT 01/02 yang saya observasi, terdapat sekitar 256 orang, dan 76 Kepala Keluarga, dengan tingkat pendidikan mayoritas lulusan SMP/MTs, dan pekerjaannya mayoritas sebagai buruh tani. Menurut kepala RT setempat, ketika sedang tidak musim panen, para penduduk mencari penghasilan yaitu dengan dengan menjadi kuli panggul dipasar.
Di desa mekarsari umumnya, sampai sekarang program dari pemerintah yang untuk memandirikan masyarakat belum ada yang sampai ke desa itu. Seperti PNPM, KUR dll. Yang ada hanyalah sumbangan beras raskin untuk penduduk, yang dijual 1000 per liter.
Melihat itu semua, saya rasa masyarakat di RT.01/02 itu berada ditahap manipulation, dimana kontrol pemerintah masih harus 100%, karena masyarakat disana belum bisa menjadi orang yang mandiri, pintar.
Pemerintah seharusnya memberikan CD kepada masyarakat disana, dan menurut saya, yang paling tepat yaitu pemerintah memberikan pembelajaran-pebelajaran agar masyarakat disana bisa menjadi orang yang trampil dan kreatif. Dan ketika masyarakat disana sudah menjadi masyarakat yang trampil dan kreatif, tentunya pekerjaan yang layak akan menghampirinya kelak, atau bisa saja nantinya pemerintah melakukan suatu kerjasama dengan masyarakat disana sehingga tingkat partisipasinya mencapai partnership.

Pemikiran Agustinus mengenai Negara

Latar-Belakang Sejarah Romawi
Pada mulanya, negara Romawi adalah sebuah negara kecil yang terletak di daerah Italia sekarang dengan Roma sebagai ibu kotanya. Catatan-catatan Arkeologis menunjukkan bahwa kota Roma mulai terbentuk sekitar 600 – 575 SM. Pada mulanya bentuk negara Romawi adalah Monarki, dan raja yang pertama adalah Romulus. Raja pertama itulah yang membangun kerajaan Romawi. Setelah ia wafat, tahta kerajaannya beralih kepada keturunannya. Kemudian sampai kepada keturunannya yang bernama Tarquinius Superbus turun tahta, bentuk negara romawi berubah menjadi Republik. Republik Romawi berdiri sejak tahun 509 – 31 SM. Negara dipimpin oleh dua orang konsul yang dipilih oleh rakyat untuk masa bakti dua tahun. Selain itu suatu majlis permusyawaratan juga di bentuk. Anggota-anggota majlis permusyawaratan rakyat terdiri dari golongan-golongan partisius (golongan bangsawan) dan golongan Plebeius (golongan rakyat jelata). Dari golongan plebeius dipilih seorang tribun yang memiliki hak veto demi melindungi segala kepentingan golongan plebeius. Kepemimpinan negara di dominasi oleh golongan partisius.
Republik Romawi tumbul begitu pesat menjadi sebuah negara adikuasa lewat rangkaian peperangan yang terus menerus selama kurang lebih lima ratus tahun. Ekspansi teritorial yang begitu cepat ternyata membawa akibat yang luas bagi kehidupan orang-orang romawi. Pemimpin-pemimpin militer yang sempat mereguk nikmatnya kekuasaan besar yang mereka miliki selama peperangan mulai menggunakan kekuatan militer bukan semata-mata lagi bagi pemerintahan dan keamanan atau bagi penaklukan negara-negara lain, melainkan untuk memaksakan supremasi mereka di dalam negeri sendiri. Akibatnya ialah selama masa antara penaklukan Karthago dan Yunani dengan kematian Yulius Caesar, dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa perebutan kekuasaan dan perang saudara. Marius, Sulla Pompejus, Craccus, Caesar, Lepidus, Antonius, dan Octavianus semuanya berupaya untuk megangkat diri mereka sendiri menjadi penguasa negara romawi. Perebutan kekuasaan dan perang saudara itu baru berakhir ketika Gaius Julius Caesar Octacianus yang dianugerahkan gelar Agustus oleh senat, dan berhasil menyingkirkan saingannya pada 30 SM dan menjadi kaisar Romawi yang pertama. Dengan demikian Republik Romawi telah tamat dan berubah menjadi kekaisaran Romawi.
Kekaisaran Romawi.
Ketika Gaius Julius Caesar Octacianus, kaisar pertama di kekaisaran Romawi, lahir pada 23 September 63 SM dan wafat pada 19 Agustus 14 SM. Ia memerintah mulai dari 30 SM sampai 14 SM. Kaisar Agustus pantas disebut sebagai kaisar terbesar disepanjang sejarah kekaisaran Romawi, ia berhasil mengembangkan kota Roma menjadi kota yang besar, yang bependuduk sekitar satu juta jiwa. Setelah beliau wafat dan tahta kekaisaran berjalan hingga sampai ke tangan Kaisar Jovianus dan wafat pada 364 M, kekaisaran Romawi terbagi dua, yaitu di bagian barat dibawah kekuasaan kaisar Valentinianus I (364 – 375), dan dibagian Timur dibawah kekuasaan kaisar Valens (364 – 378).
Kekristenan Pasca Constantinus Agung
Constantinus menganugerahkan kebebasan penuh bagi gereja kristen agar dengan demikian gereja dapat dimanfaatkan untuk membina kembali kesatuan dan keutuhan negara yang sangat diperlukan itu. Tapi sejarah telah membuktikan bahwa hubungan yang terlampau akrab antara gereja dan negara bukan hanya membawa rahmat yang besar bagi gereja, tetapi seringkali mendatangkan bencana. Gereja yang telah diperalat oleh negara tidak mungkin dapat melaksanakan tugas panggilannya dengan sebaik-baiknya, uskup-uskup yang diangkat oleh kaisar akan lebih mengabdikan diri kepada kaisar, karena hanya lewat pengabdian yang demikian itu mereka akan lebih kaya, lebih berkuasa, lebih dihormati dan terpandang.
Augustinus
Agustinus lahir di Tagase (sekarang Souk – Ahras). Numidia (sekarang: Aljazair), Afrika Utara, 13 November 354 M. Ayahnya bernama Particius, seorang tuan tanah kecil, dan ibunya bernama Monica, seorang kristen yang taat.
Augustinus memperoleh pendidikan dasar di Tagaste. Ketika Agustinus berusia sebelas atau mendekati duabelas tahun, ia dikirim oleh ayahnya ke sebuah kota kecil yang bernama Madaura dan menyelesaikan sekolah dasarnya disana. Kemudian berkat hati warga Tagaste, pada 370 Agustinus berangkat ke Chartago untuk melanjutkan studi nya disana.
Iklim kehidupan di kota besar ternyata sanggup merobohkan tembok pertahanan moralitas kristen yang dimiliki Agustinus yang dibangun sejak masa kecil. Tidak lama sesudah Augustinus tiba di Chartago, ia terlibat hidup bersama dengan seorang wanita yang dua tahun kemudian melahirkan seorang putra baginya, yang diberi nama Adeodatus. Agustinus hidup bersama dengan wanita itu, selama lebih dari 14 tahun.
Di sekolah tempat ia belajar, Augustinus memiliki nama yang baik. Ia dikenal sebagai seorang yang serius, rajin, tekun dan pandai. Selain ilmu pidato (retorika) yang merupakan mata pelajaran pokok, di sekolah itu diberikan juga pelajaran filsafat. Ketika Augustinus berusia 19 tahun, ia membaca buku Hortensius karya Cicero yang berisi pujian dan pujaan terhadap filsafat. Kemudian Agustinus benar-benar jatuh cinta kepada filsafat. Karena filsafat berarti cinta akan hikmat, maka itulah ia mencari hikmat dan kebenaran.
Karena kekristenan tak sanggup memikat hatinya, maka Agustinus pun berupaya mencari jalan lain yang dapat memuaskan keinginannya. Ia mulai tertarik kepada ajaran Manicheisme. Manicheisme adalah suatu aliran gnostik yang berasal dari persia dan yang disebarluaskan oleh seorang nabi yang bernama Mani. Manicheisme mengajarkan bahwa sejak awal dari segala sesuatu ada dua kekuasaan dan penguasa yang senantiasa saling bersaing dan saling bertentangan satu sama lainnya, yaitu kuasa terang melawan kuasa kegelapan, atau kuasa yang baik melawan kuasa yang jahat. Yang paling menggembirakan hati Augustinus ialah kesanggupan Manicheisme untuk memecahkan persoalan moralitas yang dijumpainya didalam kitab suci perjanjian lama. Menurut Manichenisme sesungguhnya para tokoh perjanjian lama itu berada diantara dua kuasa yang saling berlawanan, yakni kuasa terang dan kuasa kegelapan. Apabila kuasa terang yang menang maka para tokoh perjanjian lama itu akan berbuat kebaikan, tetapi bilamana kuasa kegelapan yang menang maka tokoh-tokoh perjanjian lama itu akan berbuat yang jahat.
Manicheisme yang dianut Augustinus sesungguhnya terdiri dari dua kelas, yaitu kelas pendengar dan kelas pilihan. Keanggotaan dalam kelas pendengar terbuka bagi para simpatisan yang senang akan ajaran manicheisme dan bersedia membantu segala kebutuhan anggota kelas pilihan yang senantiasa mendoakan mereka. Para anggota kelas pilihan adalah mereka yang mempraktekan pertakaran yakni yang tak boleh meminum-minuman keras, tak boleh makan daging, tak boleh kawin, tak boleh melakukan hubungan seksual, bahkan mereka dilarang terlibat dalam usaha mencari makan. Kebutuhan mereka sehari-hari diperoleh dari anggota-anggota kelas pendengar. Augustinus tidak pernah menjadi anggota kelas pilihan karena ia tidak mau hidup bertarak. Ia hanya menjadi anggota pendengar.
De Civitate Dei
Suatu karya tulis Augustinus yang dibuat kurang lebih 15 tahun untuk menyelesaikannya. Karya itu ditulis atas permintaan sahabatnya yang bernama Marcellinus. Marcellinus adalah orang yang ditugaskan oleh kaisar untuk menyelenggarakan suatu konferensi gerejawi pada tahun 411 untuk menilai ajaran Donatisme yang hasilnya ialah sejak saat itu ajaran Donatisme dinyatakan sebagai ajaran sesat dan oleh sebab itu menjadi ajaran yang terlarang.
De Civitate Dei terdiri dari 20 buku.
Negara Sekuler dan Negara Tuhan / Allah
Agustinus mengatakan bahwa sesungguhnya ada dua macam negara, yang pertama adalah negara Allah (Civitas Dei) atau sering juga di sebutnya sebagai negara surgawi. Yang kedua adalah negara sekuler (Civitas terrena) atau juga di sebutnya negara duniawi, atau juga negara Diaboll. Menurut Agustinus kehidupan dalam negara Allah diwarnai oleh iman, ketaatan dan kasih Allah. Negara Allah menghargai segala sesuatu yang baik, seperti kejujuran, keadilan, keluhuran budi, kesetiaan, moralitas yang terpuji dan lain-lain. Negara sekuler diwarnai oleh dosa, keangkuhan dan cinta yang egois.
Jelaslah terlihat bahwa gagasan negara Allah Agustinus merupakan penjelmaan gagasan negara ideal plato. Sama dengan negara ideal plato dimana dipenuhi dengan segala kebajikan, kedamaian, dan keselarasan, sunggh sangat berbeda sebaliknya dengan negara sekular.
Menurut Augustinus kendatipun cara hidup didalam kedua negara itu amat berbeda, bahkan saling bertentangan satu sama lainnya, namun dalam praktek, kedua-duanya sangat sulit dipisahkan. Itu berarti keduanya senantiasa berada dan hadir bersama. Tetapi bagaimana mungkin dua macam negara yang saling bertentangan dapat berada dan hadir bersama?, hal itu tidak mungkin apabila kedua macam negara itu diinterpretasikan sebagai dua bentuk lembaga atau organisasi yang ada di dalam dunia ini. Oleh sebab itu tidak benar apabila yang dimaksudkan oleh Agustinus itu bahwa negara Allah ialah Gereja dan negara Sekuler adalah Organisasi negara seperti kekaisaran Romawi dll.
Sebagai seorang Filsuf dan Teolog, Augustinus tidak mempersoalkan masalah-masalah praktis organisasi negara atau organisasi gereja. Ia sebenarnya lebih tertarik mempercakapkan soal cara hidup dan prinsip-prinsip hidup. Oleh sebab itu gagasan Augustinus tentang negara Allah dan negara Sekuler tidak teracu kepada bentuk-bentuk organisasi tertentu. Augustinus mengatakan bahwa sesungguhnya kedua negara itu dibentuk dan dibangun di atas dasar dua jenis cinta. Negara surgawi dibangun diatas dasar kasih Allah, dan negara Sekuler dibangun di atas dasar cinta diri.
Dua jenis masyarakat negara
Masyarakat negara surgawi oleh Augustinus disebut juga sebagai masyarakat orang-orang suci, sedangkan masyarakat negara duniawi disebutnya sebagai masyarakat orang-orang yang tak saleh. Sesungguhnya ke dua jenis masyarakat negara itu sama-sama mendiami bumi. Keadaan itu akan berlangsung terus sampai pada hari kebangkitan dan sesudah itu barulah mereka akan dipisahkan.

Perekonomianku sampai kapan begini?

Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, beramacam-macam bahasa, bermacam-macam agama yang semua itu mengakibatkan perbedaan dalam kebudayaan di tiap-tiap suatu wilayah. Mayoritas penduduk indonesia pada saat ini adalah yaitu memeluk agama islam. Indonesia adalah suatu negara tempat orang muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar kurang lebih mencapai 80% masyarakat indonesia memeluk islam.
pada tanggal 1 septembar lalu, umat islam diseluruh dunia termasuk Indonesia menyambut datangnya bulan yang suci, bulan yang penuh rahmat dan ampunan.
khususnya di Indonesia, orang-orang muslim merayakannya dengan suatu tradisi atau budaya yang berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan diwilayah tersebut. biarpun berbeda-beda tetapi tetap memberikan kemeriahan dalam menyambut datangnya bulan suci yang penuh dengan rahmat dan ampunan Allah tersebut. ada yang merayakannya dengan arakan bedug keliling kampung, ada yang mengadakan syukuran, adapula yang merayakannya dengan cara membagi-bagikan makanan kepada para tetangga dekat. adapula yang merayakannya dengan cara mempersiapkan makanan yang enak-enak dan lezat-lezat, yang kelihatannya mewah, untuk nanti bersantap sahur. dalam tradisi masyarakat Indonesia, acara-acara untuk menyambut datangnya hari/bulan seperti ramadhan ini telah menjadi sesuatu yang harus, yaitu untuk bersyukur atas nikmat telah diberikan umur untuk bertemu kembali dengan bulan ramadhan.
itu semua jelas akan mengundang sejumlah orang-orang untuk memanfaatkan moment pertama puasa dengan membuka pasar-pasar makanan yang khas sekali dengan bulan puasa, dan adapula pedagang yang berganti barang dagangannya dengan menjual makanan seperti penjual elektronik yang berganti menjadi penjual makanan seperti kurma, manisan, kacang arab, dan makanan yang berbau sunnah atau yang berbau islami.
biasanya para pedagang selalu kewalahan dalam melayani permintaan dari konsumen, dikarenakan barang yang dimintanya pun terbatas dan biasanya dengan kondisi seperti itu para pedagang akan menaikkan harga demi keuntungan yang lebih besar (seperti hukum ekonomi yang jika permintaan barang naik tapi penawaran turun, maka akan terjadi kenaikan terhadap barang).
Pada pertengahan bulan puasa, para ayah atau yang menafkahi keluarganya harus rela mati-matian berusaha bekerjakeras untuk mencari nafkah lebih banyak dari biasanya dikarenakan akan kebutuhan lebaran yang akan mungkin menguras kantong uang lebih banyak, dikarenakan budaya di kita (Indonesia) kebanyakan orang-orang akan mambeli barang-barang mewah untuk keperluan lebaran dan baju-baju baru untuk dipakai di hari lebaran. mereka beranggapan bahwa hari lebaran adalah hari dimana orang-orang akan bersih kembali dari dosa dan pakaian baru melambangkan diri kita kembali baru seperti bayi yang baru keluar ke dunia.
maka tak heran bila toko-toko baik di swalayan, mall, maupun di pasar tradisional sekalipun, harga pakaian menjadi naik, biarpun berembel-embelkan diskon, tetapi tetap saja itu adalah harga yang dulunya dinaikkan (jauh-jauh hari) kemudian di turunkan lagi melalui embel-embel diskon (menurut pegawai disalahsatu toko).
kemudian adapula yang jauh-jauh hari mempersiapkan hewan-hewan ternak untuk kebutuhan nanti ketika hari raya idul fitri tiba, tetapi tetap saja rencana itu dapat tercium oleh pedagang hewan ternak, dan kemudian para penjual tersebut mulai menaikkan harga hewan ternaknya meskipun tidak signifikan.
pada bulan puasa kemarin, dengan berkembang pesatnya sistem komunikasi di indonesia yang mencapai 20%, para produsen ponsel mulai melihat keuntungan dari akan adanya hari raya idul firti, seperti Esia yang meluncurkan Hand Phone yang mempunyai aplikasi Al-Qur-an, yang dapat kita baca dimanapun kita berada. dan produsen-produsen lainnya seperti D-One, K Touch, Nokia, LG dan lain-lain yang meluncurkan ponsel-ponsel murah tapi meriah untuk menarik pembeli (koran Pulsa).
tak hanya produsen saja yang perang pasar, tetapi operator selular juga ikut mengibarkan bendera perang tarif dengan para operator lainnya, yaitu ada pula yang memberikan tarif SMS gratis ke sesama operator pada waktu sahur yaitu yang dilakukan Telkomsel, adapula XL yang murahnya bisa diganti-ganti seperti bisa ganti tarif semaumu (mau sms murah yaitu 9 rupiah per sms pada pukul 00-12 dan 99 pada pukul 12-24, mau gratis telpon semaumu pada pukul 00-06, dan gratis telpon sampai jam 17.00 setelah menelpon 1000 rupiah). ada pula indosat yang memberikan bonus sms 0,1 rupiah setelah mengirim 10 sms. dan masih banyak lagi par operator seluler yang melancarkan perang tarif pada bulan puasa ini.
dengan peperangan tarif tersebut beberapa operator selular mengalami kenaikan secara sigifikan, seperti Telkomsel, perusahaan ini mengalami peningkatan yang cukum fantastik, biasanya pada hari-hari biasa para pengguna telkomsel mengirim SMS sebanyak 23juta perhari, tapi ketika akan memasuki hari H mencapai 53 juta SMS per hari. sungguh angka yang fantastik dimana kenaikan jumlah yang mengirim sms mencapai lebih dari dua kali lipat. Secara nasional (Telkomsel), layanan pesan singkat (SMS) pada hari H Lebaran tercatat 538,38 juta per hari, Sedangkan layanan MMS yang memungkinkan pelanggan mengirimkan pesan teks dan gambar secara bersamaan tercatat 234.174 MMS, naik dibanding kondisi normal hanya 119.999 MMS per hari. Adapun trafik layanan percakapan (voice) selama Lebaran tahun ini mencapai 1,1 miliar menit, meningkat dua kali lipat dibanding saat Lebaran 2007 sebanyak 457,59 juta menit. Selain layanan komunikasi, program Telkomsel Siaga dinilai telah optimal dimanfaatkan pelanggan. “Dari jumlah itu, 45 persen pengunjung mengisi ulang pulsa, 40 persen membeli perdana dan 10 persen mencari informasi program Telkomsel”, Telkomsel berhasil memperoleh tambahan 59.000 pelanggan baru dan penjualan pulsa 274 juta dalam tempo dua pekan (Koran Surabaya – Surya). itu hanya telkomsel, bagaimana dengan operator seluler yang lain, yang tak kalah besarnya dengan telkomsel, tentunya kita tidak bisa membayangkan seberapa untungnya perusahaan seluler tersebut. tapi kemanakah royalti tersebut mengalir?, apakah kita juga sebagai bangsa Indonesia bisa merasakan royalti yang para perusahaan tersebut dapatkan dan disalurkan melalui pajak?.
beralih dari peperangan yang dilakukan para produsen HP dan operator seluler ke kemacetan yang dialami oleh warga Indonesia yang akan pulang kampung atau yang biasa kita sebut dengan mudik.
sudah menjadi tradisi warga Indonesia yang bekerja merantau ke luar daerahnya untuk melaksanakan mudik pada hari-hari tertentu seperti libur sekolah, cuti bersama, dan hari-hari raya. biasanya mudik ini terjadi pada H – 7 sampai arus balik yaitu H + 7 setelah lebaran.
banyak sekali motif mereka melaksanakan mudik, seperti penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata yang menyebut mudik itu adalah wajib bagi dirinya karena rindu dengan keluarganya dan kampung halaman yang telah memberi beribu-ribu kenangan. dan motif-motif lain yang mendasari orang-orang untuk melakukan mudik.
pada mudik kemarin, kebanyakan orang-orang mudik dengan menggunakan sepeda motor karena menurut mereka mudik dengan menggunakan sepeda motor mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan menggunakan alat transportasi yang lain seperti mobil umum. dengan menggunakan sepeda motor kita tidak akan terbebani dengan pemberangkatan, kemudian jika kita memakai sepeda motor kita bisa bersantai-santai dahulu di dalam posko-posko yang disediakan oleh para sponsor. dan yang paling utama adalah jika menggunakan sepeda motor biaya transportasi akan menjadi lebih irit/murah ketimbang menggunakan mobil umum. contohnya ketika mudik, tarif yang harus dikeluarkan untuk perjalanan Jakarta menuju Cirebon dengan menggunakan bis Luragung itu mencapai 65 ribu per orang. tapi jika menggunakan sepeda motor, itu hanya akan memakan biaya kurang lebih 6 liter atau sekitar 40 ribu, itu juga untuk 2 orang.
selain dengan menggunakan sepeda motor, pada mudik kemarin juga banyak terdapat mudik-mudik gratis yang di sponsori oleh perusahaan-perusahaan seperti perusahaan semen Holcim, Indosat, dan lain-lain. bahkan ada juga partai politik yang mensponsori mudik gratis ini dengan tujuan “mungkin” untuk menarik simpati orang-orang, seperti PDIP, PPP, GOLKAR dan partai partai lainnya. sungguh terlalu.
terus bagaimana dengan nasib para supir bis?, kebanyakan para supir bis mengeluhkan keadaan ini, karena maraknya mudik gratis yang diadakan oleh beberapa kalangan. mereka mengeluhkan karena jumlah penumpang yang mudik pada tahun ini berkurang karena mungkin akibat banyaknya program mudik gratis tersebut.
padahal, mudik adalah satu-satunya kesempatan bagi para supir untuk mendapatkan nafkah yang lebih untuk mempersiapkan diri dan keluarga dalam menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri. terang saja ketika mendekati hari raya idul fitri (lebaran) semua harga barang naik, ya tarif juga harus naik untuk menyeimbangi kebutuhan yang serba naik itu, terang seorang supir bis, Jamaludin, 35 tahun (kompas, 27 september).
Untuk tarifnya itu sendiri, yaitu untuk tarif bus antarkota dinaikkan hingga 65 persen. Jika pada kondisi normal, tarif batas bawah (atau tarif terendah) untuk bus ekonomi sebesar Rp 90/km/orang, maka selama musim Lebaran diberlakukan tarif batas atas (atau patokan tarif tertinggi) sebesar Rp 147/km/orang. Sedangkan kenaikan tarif untuk bus kelas eksekutif, diserahkan ke tiap-tiap operator. Namun kenaikannya diperkirakan tidak akan jauh beda dengan kenaikan tarif bus ekonomi yang mencapai 65 persen.
“Istilahnya bukan kenaikan harga atau tuslah. Kebijakan tuslah tak ada lagi saat ini. Yang berlaku adalah penerapan tarif batas bawah dan batas atas. Tarif batas bawah dipakai dalam kondisi normal. Sedangkan dalam kondisi puncak penumpang seperti Lebaran, yang diterapkan adalah tarif batas atas. (Koran Surabaya – Surya, 19 September)
Sementara untuk penggunaan transportasi KA, lonjakan jumlah penumpang akan terjadi pada KA Eksekutif, khususnya jurusan Surabaya-Jakarta. Berdasarkan data yang dihimpun Surya dari Dinas Perhubungan Jatim, empat KA Eksekutif akan dipadati 58.800 penumpang/hari, sementara tiga KA Bisnis sekitar 19.600 penumpang/hari dan tiga KA ekonomi 32.480 penumpang/hari selama Lebaran. (Koran Surabaya – Surya, 19 September)
“Puncak arus mudik rata-rata akan terjadi pada H-3 Lebaran dan arus balik terjadi pada H+3 Lebaran. Khusus untuk puncak arus balik angkutan laut, bahkan akan terjadi hingga H+8”. (Koran Surabaya – Surya, 19 September)
Untuk arus mudik dan arus arus balik, transportasi darat diprediksi akan mengalami kemacetan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini mengingat terjadi peningkatan volume kendaraan roda dua maupun roda empat di jalan raya.
Pada H-7 hingga H+7 Lebaran terjadi peningkatan volume kendaraan roda dua hingga 33,41 persen dan pada puncak arus mudik dan arus balik meningkat jadi 76 persen. Sedangkan peningkatan volume kendaraan roda empat lebih besar lagi. Pada H-7 hingga H+7 meningkat 44,6 persen dan pada puncak arus mudik dan arus balik menjadi 77,27 persen. (Koran Surabaya – Surya, 19 September)
“Untuk moda transportasi udara kelas ekonomi akan diterapkan tarif batas atas Rp 778.000 dari tarif batas bawah pada kondisi normal Rp 351.000. Tarif ini sudah disepakati seluruh asosiasi penerbangan,” katanya. Kenaikan tarif angkutan udara kelas ekonomi ini mencapai 122 persen. (Koran Surabaya – Surya, 19 September).
Sudah jadi kebiasaan pula ketika season mudik orang-orang yang mungkin lagi libur kerja, dan orang yang mungkin pula tidak mempunyai pekerjaan membuat semacam warung-warung disisi jalan raya untuk tempat beristirahat para pemudik yang mengalami kelelahan, tapi sering pula hal seperti itu membuat kondisi jalan menjadi sempit dan bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas. kemudian banyak pula orang yang menggunakan kamar mandinya untuk dijadikan peluang berbisnis, yaitu dengan cara membuat WC umum, dengan bayaran atau tarif biasanya 1000 untuk kencing dan 2000 untuk buang air besar.
Saking banyaknya orang-orang yang mudik, membuat orang berfikir secara keras bagaimana untuk dapat mendapatkan uang dari maraknya pemudik yang melintasi jalan-jalan raya. Ada pula bahkan banyak pemuda yang memanfaatkan season mudik yaitu dengan cara menjadi penjual asongan di mobil-mobil umum, di pinggir-pinggir jalan raya, di masjid-masjid dan lain-lain. Ada pula para anak-anak remaja yang memanfaatkan waktu mudik dengan cara menjadi sekelompok atau seorang seniman jalanan yang menghibur hati orang-orang yang kangen atau rindu kepada kampung halamannya.
Dan banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukan seseorang maupun berkelompok terhadap para pemudik. Penjahatpun suka tidak memandang siapa korban yang akan di jahatinya, baik itu perempuan, lansia maupun anak-anak, yang penting ada kesempatan untuk berbuat kejahatan. Biasanya pemudik yang menjadi incaran tindak kejahatan adalah pemudik yang sendiri, dalam artian dia tidak mempunyai teman mudik. Penjahat tersebut biasanya menggunakan beberapa cara untuk menjahati si korban. seperti di hipnotis, di jambret, di curi dan lain-lain.
Kenapa di hari yang suci (bulan puasa) masih ada saja orang yang jahat?, mungkin itulah yang dikatakan Rasulullah dalam hadistnya yang berisi bahwa kemiskinan itu sangat dekat sekali kepada jurang kehancuran.
Setelah memasuki tanggal 1 bulan syawal (Iedul Fitri), ada suatu kejadian yang sangat unik sekali yang terlihat di Jakarta, yaitu keadaan di Jakarta tampak sepi oleh kendaraan yang biasanya berlalu-lalang di jalanan Jakarta. Hal itu terjadi karena para urban (orang-orang yang datang dari desa ke kota) telah mudik meninggalkan Jakarta untuk beberapa waktu. Hal ini membuat kegiatan perekonomian di kota mengalami kelemahan akibat sepinya Jakarta dari orang-orang. terutama dari sektor perdagangan, dimana ketika lebaran, toko-toko mengalami penutupan, selain karena hanya akan ada pembeli yang sedikit, ditambah pegawainya pun kebanyakan dari desa yang mungkin pada saat itu sedang mudik pula.
Kejadian tersebut sangatlah terbalik dengan keadaan di desa pada saat itu. dimana desa seperti menjadi sebuah kota, ramai oleh orang-orang yang kembali dari kota. kegiatan perekonomian pada saat itu paling besar terjadi di desa-desa, karena banyaknya orang-orang yang membawa uang dari kota ke desa dan membelanjakannya ataupun membagikannya kepada para keluarganya di desa.